Bagaimana Kondisi Alam Semesta Sebelum Big Bang?

Infocean-id - Saat SMP, kita belajar tentang beberapa teori pembentukan alam semesta, dan salah satu yang paling populer adalah Teori Big Bang. Teori Big Bang menjelaskan bahwa alam semesta kita dimulai dari sebuah titik yang sangat padat dan panas, yang kemudian meledak, mengembang, dan akan terus menerus mengembang dengan kecepatan melebihi cahaya hingga kini.
Teori Big Bang atau Dentuman Besar
Ilustrasi Big Bang. Image: physicsworld.com.
Jika alam semesta memang dimulai dari Teori Big Bang, lalu bagaimanakah kondisi atau bentuk alam semesta sebelum Big Bang? Nah, penasaran, kan? Walaupun masih menjadi Misteri, namun ada beberapa teori yang diungkapkan para Astronom untuk menjelaskan awal kondisi alam semesta sebelum terjadinya ledakan besar, atau Big Bang.

1. Big Bounce Theory

Teori Big Bounce merupakan salah satu teori yang cukup kontroversial dan mendapat banyak kritikan dari para ahli. Mengapa? karna dalam Teori Big Bounce, alam semesta memiliki siklus, dan masa tidak akan pernah berakhir. Yang ada hanyalah reinkarnasi.

Teori ini terkait dengan adanya Teori Big Bang dan Big Crunch. Menurut Teori Big Bounce, Big Bang dan Big Crunch adalah sebuah siklus. Alam semesta dimulai setelah terjadinya Big Bang, lalu kemudian mengembang dan terus mengembang. Namun, nantinya akan ada suatu titik dimana alam semesta akan berhenti mengembang. Dan saat itulah, alam semesta kembali menyusut. Ini disebut Big Crunch. Kejadian tersebut akan terus menerus terjadi: Big Bang, Big Crunch, setelah itu Big Bang, kemudian Big Crunch lagi. Sederhananya, 'mungkin' saja alam semesta kita ini merupakan reinkarnasi dari alam semesta sebelumnya, dan setelah alam semesta kita berakhir, akan ada alam semesta baru lagi, menurut Big Bounce Theory.

2. No Boundary Theory (Teori Tanpa Batas)

Teori tanpa batas, atau lebih dikenal dengan Hartle-Hawking State, merupakan sebuah gagasan yang dibuat Stephen Hawking bersama koleganya yang bernama James Hartle, untuk menjawab beberapa pertanyaan tentang, "Apa yang ada sebelum sesuatu tercipta?"

Untuk memudahkan kita dalam memahaminya, kita coba memutar balikkan waktu, dan kembali ke saat dimana Big Bang terjadi. Bayangkan saja, sekarang waktu berjalan mundur. Ketika waktu bergerak mundur, segalanya akan berkontraksi. Dan saat kita memutar balikkan waktu ke 13,8 miliar tahun yang lalu, kamu akan mendapati bahwa alam semesta akan memampat, dan menyusut seukuran atom yang sangat padat. Ini disebut singularitas. Dalam titik yang sangat kecil dan padat ini, hukum fisika yang kita kenal sekarang mulai berhenti. Dan waktu yang kita kenal sekarang tidak akan ada lagi.

Namun, dalam teori ini, segalanya tidak benar-benar berhenti menyusut. Waktu akan terus menerus menyusut, tanpa titik awal yang jelas. Dalam teori ini dapat disimpuulkan, bahwa semesta menurut Hartle-Hawking tidak memiliki asal dan permulaan. Semesta tidak memiliki batasan awal ruang dan waktu. Sama seperti saat kamu mencari sebelah utaranya Kutub Utara.

Namun, sebelum Hawking pergi, ia meninggalkan sebuah gagasan penting dalam teori awal alam semesta yang dikenal dengan "A Smooth Exit from Eternal Inflation", yang ditulisnya bersama Thomas Hertog dengan meminjam konsep holografi teori srting ini. Dan teori baru tersebut membenarkan teori Hawking sebelumnya tentang alam semesta yang tidak memiliki batasan awal. "Sekarang kami mengatakan bahwa ada batas di masa lalu kami," kata Hertog.

3. Teori Multiverse

Banyak yang meyakini bahwa kehidupan dimulai sejak Big Bang terjadi. Namun, bagaimana jika itu salah? Dan sebenarnya Big Bang alam semesta yang kita percayai merupakan salah satu dari sekian banyak Big Bang lainnya? Dan alam semesta kita bukan satu-satunya alam semesta di kehidupan ini?

Paham Multiverse sebenarnya merupakan sebuah Paradox yang secara matematis mustahil untuk diuji. Dalam Teori Big Bang, kita mengenal inflasi atau pengembangan alam semesta. Dan dalam Teori Multiverse ini, menerangkan bahwa unsur-unsur yang menyebabkan inflasi ini mengarah pada penciptaan alam semesta yang baru yang berentropi rendah.

Teori ini sempat mengganggu Stephen Hawking, karna teori ini memunculkan prediksi bahwa Big Bang yang menciptakan alam semesta kita hanya satu dari sekian banyak Big Bang lain. Dan setiap Big Bang akan membentuk alam semestanya masing masing.

Walau telah banyak teori-teori yang menjelaskan bagaimana awal mula alam semesta terbentuk, mulai dari yang masuk akal hingga yang konstroversial, masih saja belum dapat dipastikan mana yang benar dan mana yang salah, sebelum semua bisa terbukti. Alam semesta memang penuh misteri. (Ard)
Previous
Next Post »

'No live link in this comment field'
EmoticonEmoticon