Kabut asap yang ditimbulkan pembakaran hutan secara liar memang sudah menjadi musuh besar penduduk Sumatra, Kalimantan, bahkan hingga Papua. Sudah banyak cara diterapkan pemerintah demi menamnggulangi bencana kabut asap tersebut. Kabut asap bahkan bisa menyebabkan penyakit yang cukup mematikan, tak banyak pula orang yang meninggal akibat hal tersebut.
Beberapa waktu lalu [Rabu, 21 Oktober 2015] tersebar pesan berantai via Btoadcast BBM yang sekiranya berbunyi seperti ini :
Asap di Riau yang mengganggu penglihatan (images by : news.metrotvnews.com) |
Serentak tanggal 22 besok jam 11 siang..
Mohon bantuan seluruh warga Indonesia: Tolong bantu saudara kita di jambi, riau n daerah sumatra lainnya. Disana hanya tersisa 5% udara yang layak. Hanya dengan langkah kecil.
Sediakan baskom air yang dicampur garam dan diletakkan diluar, biarkan menguap, jam penguapan air yang baik adalah sekitar pukul 11.00 s.d jam 13.00, dengan makin banyak uap air di udara semakin mempercepat Kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara.
Dengan cara sederhana ini diharapkan hujan makin cepat turun, semakin banyak warga yang melakukan ini di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka akan menciptakan jutaan kubik uap air di Udara.
Lakukan ini satu rumah cukup 1 ember air garam, Kamis tgl 22 Oktober 2015, jam 11 siang serempak..
Mari kita sama2 berusaha utk mnghadapi kabut asap yg kian parah ini..
Pesan ini adalah saran dari BMKG Indonesia
Mohon diteruskan..
Kita selamatkan nasib anak2,balita,ibu hamil yang sudah mulai terkontaminasi oleh kabut asap yang tebal.
Terima kasih - mohon teruskan ke semua teman dan kerabat
@SaveWorld #Melawan asap
Berita yang tersebar dalam kurun waktu yang cukup cepat itu ternyata merupakan berita 'HOAX' penjelasanya, membuat awan bukanlah hal yang sesepele itu. Perlu banyak persyaratan agar bisa terbentuknya awan dan hujan tepat di atas pulau kalimantan, sumatera dan sekitarnya. Perlu ratusan juta ember untuk membentuk awan, dan mungkin setiap ember tidak menguap sepenuhnya. Tak hanya perlu banyak uap air, arah pergerakan anginpun juga mempengaruhinya. Percuma saja bila dari pulau jawa angin terbentuk lalu mengarah kebawah, dan bukan keatas. Tak usah repot - repot membuat awan buatan 'via' ember air bercampur garam, sebenarnya air laut disekitar sumsel, Riau dan Jambi terus menerus menguap, 'Namun' pola anginlah yang mempengaruhi awan yang terbentuk bergerak mengarah ke bagian utara dan timur laut wilayah Indonesia.
Yang terpenting adalah tetap berusaha dan yakin, suwaktu waktu kebakaran hutan di wilayah Sumatera sampai Papua akan segera padam dengan waktu cepat. Dan pihak yang tak bertanggung jawab yang telah membakar hutan demi kepentinganya 'sendiri' patut dikenai hukuman yang sepantasnya. Mengingat telah banyak korban berjatuhan karena bencana Kabut Asap ini.
Sumber : detiknews
'No live link in this comment field'
EmoticonEmoticon