Perkembangan Roket Dari Masa ke Masa

Infocean-id - Prinsip kerja roket pertama kali diuji lebih dari 2000 tahun yang lalu, dan sebenarnya baru sekitar 70 tahun terakhir mesin roket digunakan sebagai alat bantu manusia untuk menjelajah Luar Angkasa lebih jauh lagi. Sekarang, roket secara rutin membawa wahana antariksa buatan manusia untuk menjelajahi luar angkasa. Lebih dekat ke bumi, roket yang membawa persediaan ke International Space Station (ISS) bisa kembali mendarat lagi ke bumi, dan dapat digunakan kembali nantinya.
Roket Falcon Heavy buatan SpaceX
Roket Falcon Heavy buatan SpaceX. Businessinsider.com.

Awal Penciptaan Roket
Sekitar 400 SM, Archytas, seorang filsum dan matematikus Yunani, memamerkan seekor merpati kayu yang digantu pada kabel. Merpati kayu tersebut didorong menggunakan uap yang dikeluarkan dari bagian belakang tubuh merpati tersebut, sehingga dapat membuatnya terbang berputar.
Aeolipile
Aeolipile. Image: enwikipedia.org.
Sekitar 300 tahun setelah percobaan merpati dilakukan oleh Archytas, Hero of Alexandria, seorang matematikus Mesir, menemukan aeolipile (disebut juga Hero's Engine). Mesin tersebut berbentuk bola yang diletakan di atas wadah yang berisi air mendidih. Uap air yang tercipta masuk melalui dua pipa yang berada di sisi samping bola, dan keluar melalui lubang kecil berbentuk L di sisi bola yang lain. Dorongan dari uap tersebut membuat bola berputar-putar.

Banyak sejarawan percaya bahwa Cina mengembangkan roket nyata pertama sekitar abad pertama. Roket digunakan untuk memeriahkan festival keagamaan, mirip dengan kembang api.

Selama beberapa ratus tahun berikutnya, roket mulai digunakan sebagai senjata mematikan untuk menghabisi lawan dalam perang, termasuk versi yang disebut Congreve Rocket, yang dikembangkan oleh militer Inggris pada awal tahun 1800-an.
Baca Juga: Apa Sih, Bedanya Astronomi, Astrofisika, Astrologi, dan Kosmologi?

Ayah Peroketan
Di era modern seperti sekarang ini, orang-orang yang bekerja dalam penerbangan antariksa mengakui tiga ayah roket, yang membantu membuat mesin roket mampu untuk membawa manusia menjelajah angkasa luar. Namun hanya satu dari tiga ayah roket yang bertahan cukup lama untuk melihat 'anak'-nya terbang ke luar angkasa.

Konstantin E. Tsiolkovsky (1857-1935)
Konstantin Tsilkovsky mempublikasikan apa yang sekarang dikenal sebagai "persamaan roket" pada tahun 1903. Persamaan roket tersebut membahas hubungan antara kecepatan roket dan massa, serta seberapa cepat gas akan keluar dari knalpot sistem pendorong (propelan) dan berapa banyak propelan yang ada di sana. Pada tahun 1929, Ia juga menerbitkan teori Multistage Rocket, atau sistem peluncuran bertahap

Robert Goddard (1882-1945)
Robert Goddard adalah seorang fisikawan asal Amerika yang mengirim roket berbahan bakar cair pertama di Auburn, Massachusetts, pada 16 Maret 1926. Dia juga memiliki dua hak paten AS untuk menggunakan roket berbahan bakar cair, dan rocket dua atau tiga tingkat yang menggunakan bahan bakar padat.

Hermann Oberth (1894-1989) 
Fisikawan sekaligu matematikus kelahiran Rumania ini pindah ke Jerman pada tahun 1912. Ia mulai tertarik terhadap konsep perjalanan antariksa setelah ia membaca novel karya Jules Vernes, yang berjudul "From Earth to The Moon." Dan ia mulai membayangkan tentang sebuah pendorong roket pada umurnya yang ke-14.
Saat Oberth berumur 18 tahun, ia pindah ke Jerman untuk belajar di Ludwig-Maximilians-Universität München, jurusan kedokteran, hingga ia lalu ditempatkan di bagian medis di medan perang saat Perang Dunia I. Kemudian ia menyadari suatu hal, bahwa masa depannya ada pada bidang fisika, bukan kedokteran. Ia kemudian kembali belajar dan mulai mempelajari hal tentang peroketan, termasuk sistem Multistage Rocket dan cara menggunakan roket untuk melepaskan diri dari gravitasi bumi. 
V2 Rocket milik Nazi yang menghancurkan London
V2 Rocket milik Nazi yang menghancurkan London. Image: rarehistoricalphotos.
Warisan berupa pengetahuannya mengenai Teknologi sistem peroketan tercemar oleh fakta bahwa ia membantu Nazi dalam pengembangkan roket V-2  selama Perang Dunia II, yang digunakan untuk pemboman yang menghancurkan London. Oberth adalah satu-satunya ayah dari roket yang bisa melihat roketnya digunakan untuk membawa orang-orang ke bulan

Roket Untuk Penerbangan Antariksa
Setelah Perang Dunia II, beberapa ilmuan berpindah tempat ke Uni Sofiet hingga Amerika Serikat untuk membantu mereka dalam Space Race (berlomba-lomba membawa manusia ke luar angkasa) pada 1960-an.

Para ilmuan masih kesulitan untuk mencari cara mengantarkan astronot ke luar dari atmosfer bumi. Rekayasa roket masih berada pada tahap awal, dan komputer tidak cukup kuat untuk melakukan simulasi. Banyak percobaan penerbangan roket yang berakhir dramatis dengan kehancuran roket beberapa detik atau menit setelah meninggalkan landasan peluncuran.
Sputnik 1, merupakan satelit pertama yang berhasil diluncurkan ke luar angkasa
Sputnik 1, merupakan satelit pertama yang berhasil diluncurkan ke luar angkasa. Image: futurism.com.
Roket akhirnya berhasil digunakan untuk mengirim sesuatu ke luar angkasa pada misi Sputnik, yang mengirim satelit Sputnik 1 ke luar angkasa, pada 4 Oktober 1957. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya pada tahun 1958 Amerika dapat menyusul Uni Soviet yang sebelumnya telah meluncurkan dua satelit. Amerika menggunakan roket Jupiter-C untuk membawa satelit Explorer1-nya ke luar angkasa menyusul Sputnik 1 dan 2 milik Uni Sovitet, sekaligus menjadi satelit pertama Amerika yang mengorbit bumi.

Perlu bertahun-tahun kemudian sebelum akhirnya manusia berani untuk mengirim astronot ke luar angkasa, yang diawali dengan beberapa hewan uji coba, beberapa diantaranya adalah anjing dan simpanse.
Kosmonot Rusia, Yuri Gagarin, adalah manusia pertama yang terbang selama 108 menit ke ruang angkasa dengan pesawat Vostok 1. Sekitar tiga minggu kemudian, Alan Shepard melakukan penerbangan suborbital Amerika pertama dengan roket Redstone. Beberapa tahun kemudian dalam program Merkurius NASA, agensi beralih ke roket Atlas untuk mencapai orbit, dan pada tahun 1963, John Glenn menjadi orang Amerika pertama yang mengorbit Bumi.
Roket Saturn V yang diterbangkan pada 9 November 1967
Roket Saturn V  yang diterbangkan pada 9 November 1967. Image: Nasa, from space.com.
Amerika menjadi negara pertama yang berhasil mendaratkan manusia di bulan. NASA menggunakan roket Saturn V dengan tinggi 363 kaki, dengan 3 tingkat peluncuran yang cukup kuat untuk membawa roket lepas dari gravitasi bumi. Roket itu berhasil meluncurkan enam misi pendaratan di bulan antara tahun 1969 dan 1972. Tak mau kalah, Uni Soviet juga mengembangkan roket bulan yang disebut N1, namun programnya akhirnya dihentikan setelah beberapa masalah terjadi, termasuk ledakan yang mengerikan.

Sejak saat itu, roket telah digunakan manusia untuk menjelajahi ruang angkasa lebih jauh lagi, mempelajari yang belum pernah dipelajari, untuk mengetahui yang belum diketahui. Roket kini dapat mengirim wahana antariksa hingga menelusuri tata surya, melewati banyak bulan, planet, dan asteroid. Kini, roket telah membawa wahana antariksa Voyager 1 untuk menjelajahi ngkasa luar, melewati pluto, meninggalkan taat surya, hingga menuju ruang antar bintang.

Mungkin, di kemudian hari, roket bisa saja mengangkut lebih dari satu satelit ke luar angkasa dalam waktu yang bersamaan, menggunakan bahan bakar yang lebih ramah, hingga membawa manusia pergi jauh meninggalkan tata surya. Source:space.com. (Ard)
Previous
Next Post »

'No live link in this comment field'
EmoticonEmoticon