Sebenarnya, Bagaimanakah Proses Terjadinya Aurora? Berikut Penjelasannya

Infocean-id - Anda pernah mendengar yang namanya 'Aurora'? Apakah anda pernah melihatnya? Mungkin anda tahu apa itu aurora, namun anda mungkin hanya sekedar melihatnya melalui televisi atau media sosial. Aurora merupakan fenomena alam berupa pancaran cahaya yang menyala dengan berbagai warna di lapisan ionosfer akibat partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari) yang dibelokkan oleh magnetosfer bumi dan berinteraksi dengan berbagai molekul di lapisan atmosfer bumi.
Aurora Borealis di Bagian Utara. Images: greenland.com
Jadi, bagaimana proses terbentuknya? Terbentuknya aurora dimulai dari dipancarkannya partikel bermuatan yang tersusun oleh proton, dan elektron-elektron berenergi tinggi yang mampu melepaskan diri dari gaya gravitasi sebuah bintang, itu terjadi karena suhu yang sangat tinggi di permukaan matahari, yang membuat gas disana terionisasi dan membentuk plasma atau biasa disebut dengan angin matahari.

Angin matahari tersebut lalu akan melalui perjalanan panjang melalui Merkurius dan Venus, sebelum akhirnya tertartik oleh medan magnet Bumi. Magnetosfer Bumi membelokkan partikel bermuatan tersebut ke setiap kutubnya, yaitu kutub selatan dan utara. Dan pada lapisan ionosferlah plasma tersebut berinteraksi dengan atom-atom yang tersebar di sana, dan membentuk fenomena alam yang dapat dilihat secara langsung melalui pendaran cahaya berwarna warni di langit. Semakin kuat energi partikel, semakin dalam pula lapisan atmosfer yang berhasil ditembus. Interaksi antara partikel bermuatan dengan atom yang ada pada atmosfer Bumi menghasilkan berbagai macam variasi warna pada Aurora.
Aurora Australis di Bagian Selatan. Image: abc.net.au
Variasi warna pada aurora dipengaruhi oleh jenis atom yang berinteraksi dengan partikel angin matahari itu sendiri. Pada ketinggian 100 kilometer, partikel angin matahari akan berinteraksi dengan atom oksigen dan nitrogen, sehingga memendarkan warna hijau dan merah muda pada aurora. Lebih tinggi lagi pada ketinggian 140 kilometer, partikel angin matahari akan bertumbukan dengan atom oksigen, dan menimbulkan warna kebiru-biruan ada aurora. Dan pada ketinggian 300 kilometer, elektron dan proton dari angin matahari akan berinteraksi dengan atom hidrogen dan memvisualisasikan warna kemerah-merahan pada aurora.


Di Bumi, aurora dikenal dengan dua nama. Aurora Borealis dan Aurora Australis. Aurora Borealis diberikan untuk aurora yang terbentuk di belahan Bumi bagian utara. Nama Aurora Borealis diberikan sesuai dengan dewi fajar Romawi 'Aurora' dan nama yunani untuk angin utara 'Boreas'. Nama itu diberikan karena, Aurora Borealis sering terlihat kemereh-merahan di bagian Eropa layaknya cahaya matahari diwaktu fajar. Sedangkan Aurora Australis diambil dari bahasa latin 'Australis' yang berarti selatan. Terkadang, Aurora Australis menampakkan dirinya di puncak gunung tinggi di daerah beriklim tropis

Anda tertarik untuk melihat keindahan cahaya Aurora yang meliak-liuk di udara? Aurora Borealis biasa terjadi di Fairbanks, Islandia, beberapa lokasi di Kanada Timur, Alaska, hingga Skandinavia Utara. Sedangkan Aurora Australis sering menampakkan dirinya di sekitar Benua Australia, Selandia Baru, hingga sekitaran Benua Antartika.
Previous
Next Post »

1 comment

'No live link in this comment field'
EmoticonEmoticon